Jumat, 30 Desember 2011

Makalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)


BAB I
PENDAHULUAN

Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah premature baby dengan low birth weight baby ( bayi dengan berat lahir rendah = BBLR ). Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi dengan berat kurang dari 2500 gram pada waktu lahir bayi premature. Keadaan ini dapat disebabkan oleh:
1.      Masa kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat yang sesuai ( masa kehamilan yang dihitung mulai hari pertama haid erakhir dari haid yang teratur)
2.      Bayi smaal for gestational age (SGA) : bayi yang beratnya kurang dari berat semestinya menurut masa kehamilannya ( kecil untuk masa kehamilan = KMK )
3.      Kedua-duanya ( 1+2 )
Untuk menentukan apakah bayi baru lahir itu premature ( sesuai masa kehamilan = SMK ),matur normal,KMK atau besar untuk masa kehamilan (BMK) dapat dipakai tabel growth charts of weight against gestation. Pada tabel ini berat bayi matur normal dan bayi premature (SMK) terletak diantara 10th percentile dan 90th percentile. Pada bayi KMK beratnya dibawah 10th percentile. Bila berat bayi di atas 90th percentile ia disebut heavy for dates atau BMK. Bayi postmatur bila kelahirannya terjadi pada mssa kehamilan lebih dari 42 minggu.
WHO (1979) membagi umur kehamilan dalam 3 kelompok
-          Pre-term : kurang dari 37 minggu lengkap ( kurang dari 259 hari )
-          Term : mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu lengap ( 259 sampai 293 hari )
-          Post-term : 42 minggu lengkap atau lebih ( 294 hari atau lebih )
Cirri-ciri dan masalah kedua bentuk BBLR (SMK dan KMK ) ini berbeda-beda. Oleh karena itu perlu diketahui umur kehamilan dengan mengetahui hari pertama haid terakhir, bunyi jantung pertama yang dapat didengar ( kehamilan 18-22 minggu ), fetal quickening ( kehamilan 16-18 minggu ), tinggi fundus, dan fetal ultrasound: diameter biparietal atau bila diduga KMK ratio lingkaran kepala terhadap lingkaran perut harus dinilai. Secara klinik umur kehamilan dapat diketahui dengan mengukur berat lahir,panjang badan, lingkaran kepala (occipito-frontal circumference ) atau dengan cara Ballard dkk. (1979) yang menggunakan criteria neurologic dan criteria fisik eksterna  


BAB II
TINJAUAN MATERI

2.1 Definisi
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir .
2.2 Epidemiologi
Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan. Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9%-30%, hasil studi di 7 daerah multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 2.1%-17,2 %. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka BBLR sekitar 7,5 %. Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7%.



2.3 Etiologi
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor ibu yang lain adalah umur, paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta faktor janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR.
(1)Faktor Ibu
a. Penyakit
          Seperti malaria, anaemia, sipilis, infeksi TORCH, dan lain-lain
b. Komplikasi pada kehamilan.
Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan antepartum, pre-eklamsia berat, eklamsia, dan kelahiran preterm.
c. Faktor kebiasaan ibu
Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok, ibu pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika.
(2) Faktor Janin
Prematur, hidramion, kehamilan kembar/ganda (gemeli), kelainan kromosom.
(3) Faktor Lingkungan
Yang dapat berpengaruh antara lain; tempat tinggal di daratan tinggi, radiasi, sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun.
2.4 Komplikasi
      Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara lain :
Ø  Hipotermia
Ø  Hipoglikemia
Ø  Gangguan cairan dan elektrolit
Ø  Hiperbilirubinemia
Ø  Sindroma gawat nafas
Ø  Paten duktus arteriosus
Ø  Infeksi
Ø  Perdarahan intraventrikuler
Ø  Apnea of Prematurity

 Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) antara lain :
Ø  Gangguan perkembangan
Ø  Gangguan pertumbuhan
Ø  Gangguan penglihatan (Retinopati)
Ø  Gangguan pendengaran
Ø  Penyakit paru kronis
Ø  Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit
Ø  Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

2.5 Diagnosis
Menegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir bayi, anamesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

2.5.1 Anamnesis
Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamesis untuk menegakkan mencari etiologi dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR :
Ø  Umur ibu
Ø  Riwayat hari pertama haid terakir
Ø  Riwayat persalinan sebelumnya
Ø  Paritas, jarak kelahiran sebelumnya
Ø  Kenaikan berat badan selama hamil
Ø  Aktivitas
Ø  Penyakit yang diderita selama hamil
Ø  Obat-obatan yang diminum selama hamil


2.5.2 Pemeriksaan Fisik
Ø  Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain :
Ø  Berat badan
Ø  Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan)
Ø  Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa kehamilan).

2.5.3 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain :
Ø  Pemeriksaan skor ballard
Ø  Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan
Ø  Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit dan analisa gas darah.
Ø  Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom gawat nafas.
Ø  USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan kurang bulan.

2.6 Penatalaksanaan/ terapi
2.6.1 Medikamentosa
Pemberian vitamin K1 :
Ø  Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau
Ø  Per oral 2 mg sekali pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari, dan umur 4-6 minggu)

2.6.2 Diatetik
Bayi prematur atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena refleks menghisapnya masih lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI dikeluarkan dengan pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan pipa lambung atau pipet. Dengan memegang kepala dan menahan bawah dagu, bayi dapat dilatih untuk menghisap sementara ASI yang telah dikeluarkan yang diberikan dengan pipet atau selang kecil yang menempel pada puting. ASI merupakan pilihan utama :
v  Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan cara apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai kemampuan bayi menghisap paling kurang sehari sekali.
v  Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 g/hari selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu.

Pemberian minum bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut berat badan lahir dan keadaan bayi adalah sebagai berikut :
a. Berat lahir 1750 – 2500 gram
*      Bayi Sehat
Biarkan bayi menyusu pada ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi kecil lebih mudah merasa letih dan malas minum, anjurkan bayi menyusu lebih sering (contoh; setiap 2 jam) bila perlu.
Pantau pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk menilai efektifitas menyusui. Apabila bayi kurang dapat menghisap, tambahkan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum.
*      Bayi Sakit
 Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan cairan IV, berikan minum seperti pada bayi sehat.
 Apabila bayi memerlukan cairan intravena:
Ø  Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama
Ø  Mulai berikan minum per oral pada hari ke-2 atau segera setelah bayi stabil. Anjurkan pemberian ASI apabila ibu ada dan bayi menunjukkan tanda-tanda siap untuk menyusu.
Ø  Apabila masalah sakitnya menghalangi proses menyusui (contoh; gangguan nafas, kejang), berikan ASI peras melalui pipa lambung :
v  Berikan cairan IV dan ASI menurut umur
v  Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; 3 jam sekali). Apabila bayi telah mendapat minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar berikan tambahan ASI setiap kali minum. Biarkan bayi menyusu apabila keadaan bayi sudah stabil dan bayi menunjukkan keinginan untuk menyusu dan dapat menyusu tanpa terbatuk atau tersedak.

b. Berat lahir 1500-1749 gram
*      Bayi Sehat
-          Berikan ASI peras dengan cangkir/sendok. Bila jumlah yang dibutuhkan tidak dapat diberikan menggunakan cangkir/sendok atau ada resiko terjadi aspirasi ke dalam paru (batuk atau tersedak), berikan minum dengan pipa lambung. Lanjutkan dengan pemberian menggunakan cangkir/ sendok apabila bayi dapat menelan tanpa batuk atau tersedak (ini dapat berlangsung setela 1-2 hari namun ada kalanya memakan waktu lebih dari 1 minggu)

-           Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (misal setiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan minum 160/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum.

-          Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung.

*      Bayi Sakit
-          Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama
-          Beri ASI peras dengan pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi jumlah cairan IV secara perlahan.
-          Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; tiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan minum 160/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum.
-          Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok apabila kondisi bayi sudah stabil dan bayi dapat menelan tanpa batuk atau tersedak
-          Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung.


c. Berat lahir 1250-1499 gram
*      Bayi Sehat
-          Beri ASI peras melalui pipa lambung
-          Beri minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; setiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum
-          Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok.
-          Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung.

*      Bayi Sakit
-          Beri cairan intravena hanya selama 24 jam pertama.
-          Beri ASI peras melalui pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi jumlah cairan intravena secara perlahan.
-          Beri minum 8 kali dalam 24 jam (setiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum
-          Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok.
-          Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung.

d. Berat lahir tidak tergantung kondisi)
Ø  Berikan cairan intravena hanya selama 48 jam pertama
Ø  Berikan ASI melalui pipa lambung mulai pada hari ke-3 dan kurangi pemberian cairan intravena secara perlahan.
Ø  Berikan minum 12 kali dalam 24 jam (setiap 2 jam). Apabila bayi telah mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum
Ø  Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok.
Ø  Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung.



2.6.3 Suportif
Hal utama yang perlu dilakukan adalah mempertahankan suhu tubuh normal :
Ø  Gunakan salah satu cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi, seperti kontak kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar panas, inkubator atau ruangan hangat yang tersedia di tempat fasilitas kesehatan setempat sesuai petunjuk.
Ø  Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin
Ø  Ukur suhu tubuh dengan berkala
Ø  Yang juga harus diperhatikan untuk penatalaksanaan suportif ini adalah :
Ø  Jaga dan pantau patensi jalan nafas
Ø  Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit
Ø  Bila terjadi penyulit, harus dikoreksi dengan segera (contoh; hipotermia, kejang, gangguan nafas, hiperbilirubinemia)
Ø  Berikan dukungan emosional pada ibu dan anggota keluarga lainnya
Ø  Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila tidak memungkinkan, biarkan ibu berkunjung setiap saat dan siapkan kamar untuk menyusui.

2.7 Pemantauan (Monitoring)
2.7.1 Pemantauan saat dirawat
               a. Terapi
 Bila diperlukan terapi untuk penyulit tetap diberikan
 Preparat besi sebagai suplemen mulai diberikan pada usia 2 minggu
b. Tumbuh kembang
 Pantau berat badan bayi secara periodik
 Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama (sampai 10% untuk bayi dengan berat lair ≥1500 gram dan 15% untuk bayi dengan berat lahir <1500>
 Bila bayi sudah mendapatkan ASI secara penuh (pada semua kategori berat lahir) dan telah berusia lebih dari 7 hari :
- ingkatkan jumlah ASI denga 20 ml/kg/hari sampai tercapai jumlah 180 ml/kg/hari
- Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan peningkatan berat badan bayi agar jumlah pemberian ASI tetap 180 ml/kg/hari
- Apabila kenaikan berat badan tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI hingga 200 ml/kg/hari
- Ukur berat badan setiap hari, panjang badan dan lingkar kepala setiap minggu.

2.7.2 Pemantauan setelah pulang
Ø  Diperlukan pemantauan setelah pulang untuk mengetahui perkembangan bayi dan mencegah/ mengurangi kemungkinan untuk terjadinya komplikasi setelah pulang sebagai berikut :
Ø  Sesudah pulang hari ke-2, ke-10, ke-20, ke-30, dilanjutkan setiap bulan.
Ø  Hitung umur koreksi
Ø  Pertumbuhan; berat badan, panjang badan dan lingkar kepala.
Ø  Tes perkembangan, Denver development screening test (DDST)
Ø  Awasi adanya kelainan bawaan

2.8 Pencegahan
Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/ preventif adalah langkah yang penting. Hal-hal yang dapat dilakukan :
1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko, terutama faktor risiko yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu
2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik
3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat (20-34 tahun)
4. Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil
BAB III
TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
I.PENGUMPULAN DATA
A.     IDENTITAS
Nama bayi        : Bayi Ny. S
Umur bayi        : 0 hari
Tgl/Jam lahir     : 8 - 12 – 2010 / 10.37 WIB
Jenis kelamin    : Perempuan
BB/PB               : 2200 gr / 46 cm
Nama ibu          :  Ny. S                                           Nama ayah         : Tn. N
Umur                  : 22 tahun                                                  Umur                     : 30 tahun
Suku bangsa      : Jawa                                             Suku Bangsa       : Jawa
Agama               : Islam                                            Agama                 : Islam
Pendidikan        :  SMP                                            Pendidikan          : SMP
Pekerjaan          : Ibu rumah tangga                                      Pekerjaan             :Wiraswasta
Alamat rumah   : Jl.batu ampar RT 001/09                        Alamat rumah      : Jl.Bt. ampar 1/9

B.     ANAMNESA DATA ( DATA SUBJEKTIF )
Pada tanggal   :  5-12-2010                                                            Pukul   :13.00WIB

1.      Riwayat penyakit kehamilan  : tidak ada
2.       Kebiasaan waktu hamil  : makan 3 x sehari ( nasi,lauk pauk,dan buah )
3.      Riwayat persalinan sekarang  :
a.       Jenis persalinan            : spontan
b.      Obat-obatan / jamu       : tidak ada
c.       Lama persalinan           : 15 menit
-          Kala 1               : 4                         Jam   :                          Menit :            
-          Kala 2               :                            Jam   :        15              Menit :
d.      Ketuban pecah             : Spontan               Lamanya       :
e.       Komplikasi persalinan : tidak ada
f.       Keadaan bayi baru lahir  :
-          Nilai apgar  : 1 – 5 :           8                                 5 – 10 : 9

RESUSITASI
Pengisapan lender     :   Ya
Therapy                    : -

C.     PEMERIKSAAN FISIK ( DATA OJEKTIF ) :
-          Keadaan Umum            : baik
-          Suhu                            : 35,6        c. axilla/rectal,pukul 10.55 WIB
-          Pernafasan                    : 72           x/menit,Teratur/tidak,Pukul 11.00 WIB
-          Heart Rate                     : 148         x/menit,Teratur/tidak,pukul 11.10 WIB
-          Berat badan sekarang    : 2200                   gr

Pemeruksaan Fisik Secara Sistematis:
-          Kepala                  : Tidak ada chepal hematoma dan caput soccedeum
-          Ubun-ubun           : Teraba lunak dan berdenyut
-          Muka                    : Tidak ada kelainan
-          Mata                     : Tidak strabismus , tidak ikterik , simetris
-          Telinga                  : Simetris , tidak ada kelainan
-          Mulut                    : Tidak ada labia palate dan labia schiziz
-          Hidung                  : Septum ada
-          Leher                    : Tidak ada kelainan
-          Dada                     : Simetris , tidak ada kelainan
-          Tali pusat              : Ada 2 arteri dan 1 vena
-          Punggung              : Tidak ada spina bifida
-          Ekstermitas           : Tidak ada kelainan
-          Genetalia              : Normal
-          Anus                     : Ada / +
-          Kulit                     : Kemerahan

Refleks
-          Reflex Moro                      : Ada
-          Reflex Rooting                  : Ada
-          Reflex Walking                  : Ada
-          Reflex Graphs                   : Ada
-          Reflex Sucking                  : Ada
-          Refles Tonic Neek             : Ada

Antropometri
-          Lingkar Kepala                  : 28
-          Lingkar Dada                     : 26
-          Lingkar Lengan Atas          : 8

Eliminasi
-          Miksi         : Belum
-          Meconium :Belum

II. INTERPRESTASI DATA
     Identitas Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan
-          Pertahankan keadaan umum bayi
-          Pertahankan suhu tubuh bayi
-          Monitoring perkembangan bayi

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Mengidentifikasi diagnose dan masalah potensial sesuai dengan diagnose dan yang sudah diidentifikasi
Bayi dengan berat badan lahir rendah

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA ATAU KOLABORASI
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien
- kolaborasi dengan spA
- pemenuhan oksigenisasi dan pertahankan suhu tubuh bayi agar tidah hypotermi

V. MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH ( SESUAI DENGAN LANGKAH I – VII
     Menyusun rencana yang menyeluruh dengan rasional, meliputi
1.      Terapi dan asuhan
2.      Pendidikan kesehatan
3.      Konseling
4.      Kolaborasi ( Bila diperlukan )
5.      Rujukan ( Bila diperlukan )
6.       Tindak Lanjut
-          Hitung apgar score
-          Jelaskan pada ibu tentang keadaan bayinya
-          Bersihkan jalan nafas
-          Potong dan ikat tali pusat
-          Bersihkan badan bayi dari darah
-          Pertahanan suhu tubuh bayi
-          Identifikasi keadaan bayi
-          Berikan ASI sedini mungkin (jika kondisi bayi memungkinkan)
-          Dokumentasikan hasil pemeriksaan

VI. PELAKSANAAN
-          Menghitung apgar score meliputi Appearance, Pulse rate, Grimace, Activity, Respiration. I
-          Menjelaskan kepada ibu tentang keadaan bayinya bahwa berat badan lahir bayinya rendah dan perlu pengawasan.
-          Membersihkan jalan nafas menggunakan delee
-          Memotong dan mengikat tali pusat serta merawatnya
-          Membersihkan badan bayi dari kotoran atau darah kemudian segera keringkan dan hangatkan dengan membungkusnya dengan kain
-          Mempertahankan suhu tubuh dengan meletakan bayi diatas tempat penghangat bayi (infant warmer) atau meja yang telah di siapkan lampu sorot
-          Menidentifikasi keadaan bayi
-          Memberikan bayi cairan dextrose sebanyak 30 cc
-          Beritahu ibu agar bayinya diberikan asi sesering mungkin apabila kondisi bayi memungkinkan.
-          Melakuan rawat gabunng apabila kondisi bayi sudah menunjukkan stabil
-          Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
VII. EVALUASI
-          Apgar score 8/9
-          Ibu senang setelah mendengar saat ini keadaan bayinya baik-baik saja
-          Bayi sudah di bersihkan, keringkan dan di hangatkan.
-          rawat gabung sudah di lakukan, kondisi bayi sehat dan stabil
-          Ibu sudah memberikan asi pada bayinya dengan dibantu cairan dextrose
-          Semua hasil telah di dokumentasikan

SOAP

O :                         -  warna kulit                                             :  kemerahan
-          Gerakan                                               : kurang aktif
-          Tonus otot                                           : kurang
-          DJB                                                     : 158 x / menit
-          R                                                          : 68 x / menit
-          S                                                          : 35,8 c
-          BB                                                       : 2200 gr
-          PB                                                        : 46 cm
-          LK                                                       : 28 cm
-          LD                                                       : 26 cm
-          LILA                                                    : 8 cm
-          Sutura                                                  : sagitalis, tidak ada moulase
-          Mata                                                    : simetris, tidak ada infeksi
-          Mulut                                                   : tidak ada labia palato
-          Leher                                                   :  tidak ada kelainan
-          Dada                                                    : tidak ada kelainan
-          Reflex                                                  : moro normal
-          Ektremitas atas & bawah                     : tidak ada polidaktili,sindaktili,andaktili
-          Punggung                                             : tidak ada spina bifida
-          Asi                                                       : positif ( +)


A : NCB – SMK 0 hari

P :                           - menjelaskan hasil pemeriksaaan kapada ibu
-          Memberikan penkes tentang : a. pentingnya menjaga kebersihan bayi
        b. menjaga bayi agar tetap hangat
        c. perawatan tali puasat
        d. pemberian asi sesering mungkin
        e. posisi menyusui yang baik
- mendokumentasikan hasil pemeriksaan





















BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan          
        Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir .

 4.2 Saran
       4.2.1 Bagi Petugas
·         Seorang petugas harus mengetahui gejala Pertumbuhan Janin Terhambat ( PJT ) secara dini agar dapat di identifikasi
·         Meningkatkan konseling kepada masyarakat tentang tanda dan gejala PJT
·         Mengadakan penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan (ANC).
                  4.2.2 Bagi Klien
·         Klien memiliki kesadaran untuk memeriksakan kehamilannya sesuai jadwal yang di tentukan dan sebagai tenaga kesehatan kita patut menginformasikan hal tersebut kepada klien.
·         Cepat tanggap terhadap sesuatu yang dirasakan kurang nyaman.
·         Tetap memperhatikan pola istirahat, kondisi kesehatan tubuh









BAB V
DAFTAR PUSTAKA

1. United Nations Children’s Fund/World Health Organization. Low Birthweight. UNICEF, New York, 2004. Avaliable from : http://www.childinfo.org/areas/birthweight.htm.
2. Setyowati T. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bayi Lahir dengan Berat Badan Rendah (Analisa data SDKI 1994). Badan Litbang Kesehatan, 1996. Avaliable from : http://www.digilib.litbang.depkes.go.id.
3. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam : Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta : 2004 ; 307-313.
4. World Health Organization (WHO). Development of a strategy towards promoting optimal fetal growth. Avaliable from : http://www.who.int/nutrition/topics/feto_maternal/en.html.
5. Suradi R. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Melihat situasi dan kondisi bayi. Avaliable from : http://www.IDAI.or.id.
6. Subramanian KS. Low Birth Weight Infant. Avaliable from : http://www.eMedicine.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar