Jumat, 30 Desember 2011

Makalah Abortus Inkompletus


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan penjelasan hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. sampai saat ini janin yang terkecil, yang di laporkan dapat hidup di luar kandungan, mempunyai BB 297 gram waktu lahir. Akan tetapi, karena jarangnya janin yang di lahirkan dengan BB di bawah 500 gram dapat hidup luas, maka abortus di tentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau kurang dari 20 minggu. Abortus yang berlangsung tanpa tindakan di sebut abortus spontan. Abortus tindakan ialah pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu akibat tindakan. Sedangkan, abortus terapeutik ialah abortus buatan yang di lakukan atas indikasi medik.
Secara klinik abortus spontan di bagi menjadi tujuh bagian. Salah satu di antaranya akan di kaji pada makalah ini, yaitu abortus inkompletus.
Oleh karena itu, pelayanan/asuhan merupakan cara paling efektif untuk memonitoring dan mendukung kesehatan ibu dengan abortus inkompletus serta mengetahui secara dini bila adanya perdarahan, penyimpangan/kelainan lain yang ditemukan dengan tujuan agar ibu dapat sehat kembali dan bias menghasilkan keturunan kembali.








BAB II
TINJAUAN MATERI
2.1. Konsep Dasar Abortus
           Pengertian abortus
Ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi, dimana usia kehamilan kurang dari 20     minggu    atau berat bayi kurang dari 500gram.
 Klasifikasi Abortus
  Abortus dapat di bagi atas 2 golongan, yaitu:
a.       .Abortus Spontan
 Adalah abortus yang terjadi dengan tidak di dahului faktor – faktor  mekanis  ataupun medisinalis, semata-mata di sebabkan oleh factor-faktor alamiah.
            Macam-macam Abortus Spontan dan tanda gejalanya:
1.      Abortus imminens (Keguguran Membakat)
    Adalah  abortus    tingkat   permulaan   dimana   terjadi   perdarahan pervaginam    sedangkan ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik di dalam kavum uteri.Abortus ini masih dapat di cegah dengan memberikan obat-obatan.

Gejala dan tanda Abortus Imminens  :
   1. Perdarahan pervaginam
   2. Besar uterus sesuai dengan lamanya amenore
   3. Serviks belum membuka

2.      Abortus insipiens
Adalah abortus  yang  sedang  berjalan dimana ostium uteri telah terbuka tetapi hasil konsepsi masih utuh di dalam kavum.
    Gejala dan tanda Abortus Insipiens :
    1. Perdarahan pervaginam
    2. Terdapat dilatasi serviks 
    3. Hasil konsepsi masih utuh di dalam kavum uteri 

3.      Abortus inkomplit
Adalah sebagian hasil konsepsi masih ada yang tertinggal dalam kavum uteri dan sebagian pula yang di keluarkan. Yang tertinggal adalah desidua dan plasenta.
Gejala dan tanda Abortus Inkomplit :
1.                        Amenorhea
2.                        Perdarahan pervaginam banyak
3.                        Sakit perut dan mulas-mulas
4.                        Uterus lebih kecil dari kehamilan seharusnya
5.Perdarahan Abortus inkompletus dapat banyak sekali, sehingga menyebabkan syok dan perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil konsepsi dikeluarkan.
6.                        Hasil konsepsi sudah keluar sebagian
7.Pada pemeriksaan dalam didapatkan dilatasi servik, jaringan sisa konsepsi dapat terlihat di ostium uteri eksternum atau melalui perabaan
4.      Abortus komplit
Adalah seluruh hasil konsepsi telah keluar(desidua dan fetus) dari kavum uteri dan ostium uteri telah tertutup.sehingga kavum uteri kosong.
Gejala dan tanda Abortus Komplit :
1.  Ukuran uterus lebih kecil dari usia kehamilan
2.  Ostium uteri tertutup, perdarahan pervaginam sedikit
3.  Semua hasil konsepsi telah keluar
5.      Missed abortion
Adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi  tetap berada dalam rahim dan tidak di keluarkan selama 2 bulan atau lebih.
Gejala dan tanda Missed Abortion  :
1.  Dimulai dengan abortus imminens
2.  Uterus tidak tumbuh malah mengecil pada pemeriksaan berkala
3.  Pada pemeriksaan USG, janin mati dengan ukuran janin lebih kecil dari usia kehamilan  
6.      Abortus habitualis
Adalah keadaan dimana penderita menjalani keguguran berulang berturut-turut 3 kali atau lebih.

1.      Abortus Infeksiosus dan Abortus Septik
Adalah Abortus yang diselesaikan infeksi genital, abortus septik adalah Abortus septik adalah abortus yang mengalami komplikasi berupa infeksi-sepsis dapat berasal dari infeksi jika organisme penyebab naik dari saluran kemih bawah setelah abortus spontan atau abortus tidak aman. Sepsis cenderung akan terjadi jika terdapat sisa hasil konsepsi atau terjadi penundaan dalam pengeluaran hasil konsepsi. Sepsis merupakan komplikasi yang sering terjadi pada abortus tidak aman dengan menggunakan peralatan.
b.      Abortus Provokatus
Adalah Abortus yang di sengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat.Abortus ini di bagi menjadi dua, yaitu:
1.      Abortus Medisinalis
Adalah abortus dengan alasan, bila kehamilan di lanjutkan akan membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis)


2.      Abortus Kriminalis
Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan yang tidak legal atau berdasarkan indikasi medis.


2.2  Etiologi
Faktor-faktor yang menyebabkan kematian janin adalah factor ovum sendiri, factor ibu dan faktor bapak.
a.       Kelainan Ovum
Pada ovum abnormal 6% diantaranya terdapat diagnose hidatid villi, abortus spontan yang di sebabkan oleh kelainan ovum berkurang kemungkinannya kalau kehamilan saatnya terjadi abortus semakin besar, kemungkinan disebabkan oleh kelainan ovum (50%-80%).
b.      Kelainan Genetalia Ibu
Yaitu pada ibu yang menderita hipoplasia uteri, uterus bikornis, kelainan letak uterus seperti retrofleksi, uteri fixate tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi ovum yang sudah di buahi seperti kurangnya progesterone atau estrogen endo metritis, moima submukosa.

c.       Gangguan Sirkulasi Plasenta
Yaitu di jumpai pada ibu yang menderita nefritis hipertensi toxemia gravidarum.
d.      Penyakit Ibu
Yaitu penyakit yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia, pielitis, rubella. Ibu  yang asfiksia seperti pada decompensasi cordis, penyakit paru berat dan anemia gravis juga pada ibu yang malnutrisi, hipitiroid kurang vitamin A, C, dan E dan DM.
e.       Antagonismus Rhesus
Yaitu darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.
f.       Terlalu cepatnya corpus luteum menjadi atropi atau factor serviks yaitu inkompetensi serviks, servicitis.
g.      Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi umpamanya terkejut, ketakutan, obat-obatan uterotonika.
h.      Penyakit Bapak
Yaitu penyakit kronis seperti TBC, Anemia, Sifilis.

            2.3. Patologi
 Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti oleh nekrosis jaringan di sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi itu biasanya di keluarkan seluruhnya karena villi koriales belum menembus desidua secara mendalam. Pada kehamilan antara 8 sampai 14 minggu villi koriales menembus desisua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan.
2.4.Diagnosis
Abortus harus di duga bila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh tentang perdarahan pervaginam setelah mengalami haid terlambat,sering terdapat juga rasa mules. Kecurigaan tersebut di perkuat dengan di tentukannya kehamilan muda pada pemeriksaan bimanual dan dengan tes kehamilan secara biologis atau imunologik bilamana hal itu di kerjakan.
Sebagai kemungkinan diagnosis lain harus difikirkan seperti:
1.      KET
2.      Mola hidatidosa
3.      Kehamilan dengan kelainan pada serviks
Pemeriksaan Penunjang :
1.  Pemeriksaan doppler (DJJ)
2.  Pemeriksaan USG jika DJJ sulit / tidak
     didapat, curiga blighted ovum, kematian mudigah, IUFD, mola
3.  Pada missed abortion atau IUFD, sebelum evakuasi dilakukan pemeriksaan darah rutin dan factor-   faktor pembekuan  darah.
2.5 Komplikasi
Komplikasi yang berbahaya pada abortus
a.       Perdarahan
Dapat di atasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfuse darah, kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak di berikan pada waktunya.
b.      Perforasi uterus
Dapat terjadi perforasi pada kerokan terutama pada uterus dalam posisi retrofleksi, jika terjadi perforasi harus segera di lakukan laparatomi.
c.       Infeksi
Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus. Lebih sering di temukan pada abortus inkompletus dan abortus buatan yang tanpa memperhatikan aseptik dan aniseptik.
d.      Syok
Keadaan syok dapat di timbulkan oleh bermacam-macam sebab yang terbanyak adalah syok hipovolemik yaitu adanya kekurangan volume darah yang beredar akibat perdarahan atau dehidrasi.

2.6 Penatalaksanaan Abortus Inkomplit :
     -  Perbaikan keadaan umum jika  diperlukan
     -  Kuretase
     -  Uterotonika dan antibiotika
Penanganan abortus inkomplit :
1. Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang 16 minggu,
    evaluasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum untuk
    mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan
    berhenti, beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler atau misoprostol 400 mcg per
    oral.
2. Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang 16
    minggu, evaluasi sisa hasil konsepsi dengan :
     - Aspirasi vakum manual merupakan metode evaluasi yang terpilih. Evakuas dengan kuret tajam   sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak tersedia.
   - Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler (diulang setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang setelah 4 jam bila perlu).

3. Jika kehamilan lebih 16 minggu :
- Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologik atau ringer laktat) dengan kecepatan 40 tetes per menit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi.
- Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4 jam sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg).
- Evaluasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
4. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
Penyulit :
1.  Syok hemoragik
à anemia
2.  Perforasi uterus  
3.  Infeksi  sebelum /sesudah tindakan kuret
    
Informed Concent :
Tertulis untuk tindakan kuretase

Lama Perawatan :
Pasca kuretase pasien tidak perlu dirawat kecuali ada komplikasi.
2.7 Pemantauan Pasca Abortus
Syarat-syarat memulai metode kontrasepsi dalam waktu 7 hari pada kehamilan yang tidak diinginkan:
1. Tidak terdapat komplikasi berat yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.
2. Ibu menerima konseling dan bantuan secukupnya dalam memilih metode
kontrasepsi yang paling sesuai.
Metode kontrasepsi pasca abortus :
1. Kondom
- Waktu aplikasinya segera.
- Efektivitasnya tergantung dari tingkat kedisiplinan klien.
- Dapat mencegah penyakit menular seksual.
2. Pil kontrasepsi
- Waktu aplikasinya segera.
- Cukup efektif tetapi perlu ketaatan klien untuk minum pil secara teratur.
3. Suntikan
- Waktu aplikasinya segera.
- Konseling untuk pilihan hormon tunggal atau kombinasi.
4. Implan
- Waktu aplikasinya segera.
- Jika pasangan tersebut mempunyai 1 anak atau lebih dan ingin kontrasepsi
jangka panjang.
5. Alat kontrasepsi dalam rahim
- Waktu aplikasinya segera dan setelah kondisi pasien pulih kembali.
- Tunda insersi jika hemoglobin kurang 7 gr/dl (anemia) atau jika dicurigai
adanya infeksi.
6. Tubektomi
- Waktu aplikasinya segera.
- Untuk pasangan yang ingin menghentikan fertilitas.
- Jika dicurigai adanya infeksi, tunda prosedur sampai keadaan jelas. Jika
hemoglobin kurang 7 gram/dl, tunda sampai anemia telah diperbaiki.
- Sediakan metode alternatif (seperti kondom).
Beberapa wanita mungkin membutuhkan :
1. Jika klien pernah diimunisasi, berikan booster tetanus toksoid 0,5 ml atau jika
dinding vagina atau kanalis servikalis tampak luka terkontaminasi.
2. Jika riwayat imunisasi tidak jelas, berikan serum anti tetanus 1500 unit
intramuskuler diikuti dengan tetanus toksoid 0,5 ml setelah 4 minggu.
3. Penatalaksanaan untuk penyakit menular seksual.
4. Penapisan kanker serviks.
 






BAB III
TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

I.                   DATA SUBJEKTIF (S)
A.    Identitas :
Nama               : Ny.R                                     Nama               : Tn.D
Umur               : 30 th                                      Umur               : 33 th
Suku Bangsa   : Sunda                                    Suku bangsa    : Sunda
Agama             : Islam                                     Agama             : Islam
Pendidikan      : SLTA                                    Pendidikan      : SLTA
Pekerjaan         : Ibu Rumah Tangga               Pekerjaan         : Wiraswasta
Alamat Rumah: Jl.Nurul Hidayah RT4/3       Alamat rumah : Jl.Nurul Hidayah
                          Kampung Tengah                                          RT4/3, Kp.Tengah
Telp                 : -                                             Telp                 : -
Alamat Kantor            : -                                             Alamat kantor :Jl.R.Bogor No.18
Telp                 : -                                             Telp                 : -        
B.     Anamnesa pada tanggal          :    7 April 2010           Pukul : 10.40 WIB
Oleh : Annisa Rachmi Nur
1.      Alasan kunjuan ini:
Kunjuan pertama   :                                   rutin                 :
Kunjuan ulang       :                                   keluhan            : Keluar Darah
2.      Riwayat kehamilan
2.1  Riwayat menstruasi
hari pertama haid terakhir tanggal : 10-2-2010 ,pasti/tidak, lamannya 7 Hari, Banyaknya : 3 kali ganti pembalut,
Haid sebelum tanggal : 11-1-2010, lamanya : 7 hari,
Banyaknya: 3 kali ganti pembalut
Siklus : 28 hari, teratur/tidak teratur
Konsistensi : cair dan gumpalan kecil
TP: 17-11-2010                       UK: 6 minggu
                               2.2 Tanda- tanda kehamilan (trimester I)
                                    Hasil tes kehamilan (jika di lakukan)
                                    Tanggal :         -                       Hasil :  -

                               2.3 Pergerakan fetus di rasakan pertama kali :  -
                                    pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir: -
2.4  keluhan yang dirasakan (bila ada jelaskan)
Rasa lelah                                                        : Tidak ada
Mual dan muntah yang lama                           : Tidak ada
Nyeri perut                                                      : Tidak ada
Panas menggigil                                              : Tidak ada
Sakit kepala berat / terus menerus                   : Tidak ada
Penglihatan kabur                                           : Tidak ada
Rasa nyeri / panas waktu BAK                       : Tidak ada
Rasa gatal pada vulva vagina dan sekitarnya : Tidak ada
Pengeluaran cairan darah / pervaginam           : Ada
Nyeri, Kemerahan, tegang pada tungkai        : Tidak ada
Edema                                                             : Tidak ada

2.5  Diet/ makan
Makan sehari-hari : 2x1  hari (Nasi,sayur, tempe/tahu)
Perubahan makanan yang di alami (termasuk ngidam, nafsu makan, dan lain-lain): Tidak ada

2.6  Pola Eliminasi : BAB: 2x1 hari
         BAK: 4-5x1hari

2.7  Aktifitas sehari-hari
Pola istirahat dan tidur : Siang : 1 jam                  Malam: 8-9 jam
Seksualitas                                                : Tidak ada gangguan
Peterman/kegiatan sehari-hari       : Tidak ada gangguan
2.8  TT tanggal : 28-01-2007, imunisasi TT tanggal : 28-02-2007

           2.9 Riwayat kontrasepsi yang pernah di gunakan : Suntik 3 bulan
3. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
No.
Tgl/th  Persalinan
Tempat pertolongan
Usia kehamilan
Jenis Persalinan
Penolong
Penyulit kehamilan dan persalinan
Anak
JK
BB
PB
Keadaan
1.
2.
3.
2000
2005
2010

Rumah
RS
Rujuk RS
Aterm
-
6 minggu
Spontan
-
Kuretase
Dukun
Dokter
Dokter
Tidak ada
KET
Abortus Inkompletus
L
3,1
47
Sehat

4.      Riwayat kesehatan
4.1 Riwayat Penyakit yang pernah atau yang sedang di derita
      Jantung                                                                  : Tidak ada
      Tekanan darah tinggi                                            : Tidak ada
      Hepatitis                                                                : Tidak ada
      Diabetes Mellitus                                                  : Tidak ada
      Anemia Berat                                                        : Tidak ada
      Penyakit Hubungan seksual dan HIV/AIDS        : Tidak ada
      Campak                                                                 : Tidak ada
      Malaria                                                                  : Tidak ada
      Tuberkulosis                                                          : Tidak ada
      Gangguan Mental                                                 : Tidak ada
      Operasi                                                                  : Tidak ada
      Lain-lain                                                                : Tidak ada

4.2 Perilaku Kesehatan
      Penggunaan alcohol/obat-obatan sejenisnya         : Tidak
     Obat-obatan/ jamu yang sering di gunakan           : Tidak
     Merokok/ makan sirih                                            : Tidak
     Irigasi vagina/ganti pakaian dalam                         : Tidak / 2x1 hari
5.      Riwayat sosial
5.1 Apakah kehamilan ini di rencanakan / diinginkan            : Ya

5.2 Apakah jenis kelamin yang di harapkan                           : Apa Saja

5.3 Status Perkawinan
      Jumlah                   : 1 kali
      Lamanya                : 11 Tahun

5.4 Susunan keluarga yang tinggal serumah
No.
Jenis kelamin
Umur (tahun)
Hubungan keluarga
pendidikan
pekerjaan
Keterangan
1
2
Laki-laki
Laki-laki
35
10
Suami
anak
SLTA
SD
Wiraswasta
-
Sehat
sehat
                       
5.5 Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dam nifas :
Memakai bangle dan gunting lipat agar bayi terlindungi dari makhluk halus.
6. Riwayat Kesehatan keluarga
    (Tanyakan tentang penyakit-penyakit keturunan) : Tidak ada








II. DATA OBJEKTIF (O)
1.      Keadaan umum            : Baik                                       Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan Emosional      : Stabil                        

2.      Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/90 mmHg                                   Denyut nadi    : 80x/menit
Suhu Tubuh      : 36                                                   Pernapasan      : 20x/menit

3.      Tinggi Badan : 159 cm                                     Berat badan                             : 54 Kg
Kenaikan BB selama hamil     : 1 Kg
4.      Pemeriksaan Fisik :
4.1 Rambut                   : Bersih, hitam, tidak berketombe
4.2 Muka                      : Kelopak mata            : Tidak oedema
                                        Konjungtiva              : Tidak Pucat
                                        Sklera                        : Tidak Ikterik
4.3 Mulut dan gigi        : Lidah dan Geraham  : Bersih, tidak ada Lubang
                                      Gigi                             : Tidak ada Karies
4.4  Kelenjar Thyroid                : Pembesaran kelenjar : Tidak ada
4.5  Kelenjar Getah Bening        : Pembesaran               : Tidak ada
4.6  Dada :
Jantung                   : Tidak ada Mur-mur
 Paru                       :Tidak ada Ronchi dan Wheezing
Payudara                 :Pembesaran                : Tidak ada
                                 Puting susu                 : Menonjol
                                 Simetris                      : Kanan dan Kiri simetris
                                 Benjolan/Tumor         : Tidak ada
                                 Pengeluaran                : Belum keluar ASI
                                 Rasa Nyeri                 : Tidak ada
                                 Lain-lain                     : Tidak ada
4.7  Punggung dan pinggang
Posisi Tulang belakang : Lordosis
Pinggang Nyeri              : Tidak ada

4.8  Ekstremitas atas dan bawah : Edema               : Tidak ada
    Kekuatan sendi : Kuat
    Kemerahan       : Tidak ada
Varises : Tidak ada                 Refleks             : Kanan dan Kiri (+)

4.9  Abdomen :
Bekas luka operasi              : Tidak ada                              Pembesaran     : ada
Konsistensi                         : Lunak                                    Benjolan          : Tidak ada
Pembesaran lien/liver          : Tidak ada

4.10             Palpasi uterus
(Gunakan jari pada Usia kehamilan < 21 minggu, gunakan pita cm pada UK > 24 minggu) ;
Leopold I                                          : Belum teraba
Tinggi FU                                          : -
FU Terisi                                           : -
Leopold II kiri teraba                        : -
Leopold II kanan teraba                   : -
Leopold III bagian bawah teraba      : -
Leopold IV                                       : -
TBBJ                                                 : -
Kontraksi                                          : -
Frekuensi                                           : -
Kekuatan                                           : -
Palpasi supra pubik kandung kemih : kosong
5.      Pemeriksaan Laboratorium
Darah : Hb : 10,9 gr%                                      Golongan darah : b+
Urine  : Protein : (-)                                          Reduksi : (-)
Pemeriksaan penunjang lain : USG



III. INTERPRETASI DATA
Identifikasi Diagnosa, Masalah dan kebutuhan
Dx Ibu : GPA Hamil 6 minggu Dengan Abortus Inkompletus
Ds        : - Ibu mengatakan ini kehamilan ketiga
-   Ibu Mengatakan pernah melahirkan satu kali
-   Ibu mengatakan pernah hamil di luar kandungan lalu di kuretase
-   Ibu mengetahui kehamilan ini abortus dari hasil USG
-   Ibu mengatakan keluar darah berwarna merah segar dari vagina
-   HPHT  Tanggal 10-2- 2010
Do       : Hasil USG : Abortus Inkompletus
-   Palpasi : Loepold I – Leopold IV: Belum teraba
-   Auskultasi : DJJ (-)
Dx Janin : Janin Tunggal, Mati, Intra uterin, Preskep
Do       : - DJJ (-)
-          Hasil USG : Abortus Inkompletus
Masalah : Janin Mati dan harus di lakukan tindak lanjut
Kebutuhan : - Melakukan Informed Consent untuk tindakan kuretase
-    Memperbaiki Keadaan umum jika diperlukan
-    Tindakan kuretase
-    Pemberian Uterotonika dan antibiotika
-    Memberikan Support mental
-    Pemenuhan Pola istirahat
-    Pemenuhan pentingnya gizi dan nutrisi
-    Melakukan pemantaunan pasca abortus
-    Membantu Klien memilih kontrasepsi pasca abortus
-    Menjelaskan hasil pemeriksaan
-    Mendokumentasikan hasil pemeriksaan


IV.    IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Identifikasi Diagnosa dan masalah potensial sesuai dengan diagnose dan masalah yang sudah di identifikasi.

Dx : GPA Hamil 6 minggu dengan Abortus Inkompletus
Masalah Potensial : Ibu mengatakan keluar darah berwarna merah segar dari vagina merupakan tanda dari abaortus dan harus di lakukan tindakan segera.

V.    IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA ATAU KOLABORASI
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk di konsultasikan atau di tanda tangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.

Berdasarkan Hasil USG ibu harus di rujuk untuk mengeluarkan janinnya ke Rumah bersalin atau Rumah sakit.

VI. MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH
Merencanakan asuhan secara menyeluruh dengan rasional, meliputi :
1.      Terapi dan asuhan
2.      Pendidikan kesehatan
3.      Konseling
4.      Kolaborasi (Jika di perlukan)
5.      Rujukan (Bila di perlukan)
6.      Tindak lanjut

1.      Bina Hubungan baik dengan klien
2.      Memperbaiki keadaan Umum klien
3.      Mempersiapkan surat Rujukan untuk di lakukannya tindakan kuretase.
4.      Memberikan obat uterotonika dan antibiotika pasca kuretase
5.      Memberikan support mental kepada klien
6.      Memberikan penkes bahwa pentingnya Pola istirahat
7.      Memberikan penkes tentang pentingnya gizi dan nutrisi
8.      Melakukan pemantaunan pasca abortus
9.      Menjelaskan dan Membantu Klien memilih kontrasepsi pasca abortus
10.  Menjelaskan hasil pemeriksaan
11.  Mendokumentasikan hasil pemeriksaan

VII. PELAKSANAAN 
Melaksanakan rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah di uraikan pada langkah V

1.      membina Hubungan baik dengan klien
2.      Memperbaiki keadaan Umum klien
3.      Memberikan surat Rujukan untuk di lakukannya tindakan kuretase di RB atau di RS.
4.      Memberikan obat uterotonika dan antibiotika pasca kuretase seperti ergometrin 0,2 mg intramuskuler atau misoprostol 400 mcg per oral
5.      Memberikan support mental kepada klien agar klien tidak kecewa pasca abortus
6.      Menjelaskan bahwa pentingnya Pola istirahat agar kondisi tubuh cepat pulih
7.      Menjelaskan tentang pentingnya gizi dan nutrisi seperti mengkonsumsi makanan yang tinggi protein agar tidak terjadi perdarahan pasca abortus.
8.      Melakukan pemantaunan pasca abortus seperti pemulihan luka bekas kuretase
9.      Menjelaskan dan Membantu Klien memilih kontrasepsi pasca abortus yang paling tepat, aman dan nyaman untuk klien.
10.  Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada klien.
11.  Mendokumentasikan hasil pemeriksaan

VIII.  EVALUASI
Dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah di berikan

1.      Hubungan baik dengan klien telah terbina
2.      keadaan Umum klien telah di perbaiki, klien stabil
3.      surat Rujukan untuk di lakukannya tindakan kuretase di RB atau di RS sudah di berikan kepada klien dan klien akan datang ke tempat rujukan untuk di lakukannya tindakan kuretase.
4.      obat sudah di berikan kepada klien dan klien akan meminumnya
5.      support mental telah di berikan kepada klien, klien berbesar hati menerimanya dan tidak kecewa.
6.      Klien mengerti pentingnya pola istirahat Pasca kuretase agar kesehatannya kembali pulih
7.      Klien mengerti pentingnya gizi dan nutrisi seperti mengkonsumsi makanan yang tinggi protein agar tidak terjadi perdarahan pasca abortus dan kuretase.
8.      Klien mengntangerti tentang pemantaunan pasca abortus seperti pemulihan luka bekas kuretase dan akan kembali untuk kontrol.
9.      Macam-macam kontrasepsi telah di jelaskan kepada klilen, klien mengerti dan memilih menggunakan kontrasepsi Suntik untuk sementara waktu kemudian klien akan memilih kontrasepsi tubektomi atau IUD.
10.  hasil pemeriksaan telah di jelaskan kepada klien.
11.  hasil pemeriksaan tlah di dokumentasikan.

                                                                                         Jakarta, 7 April 2010        
                                                                                Pemeriksa



                                                                                              (……………………)



Pembimbing Akademik                                             Pembimbing Lahan



(………………………)                                            (……..……………….)


BAB IV
              PENUTUP
4.1  Kesimpulan
            abortus di tentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau kurang dari 20 minggu. Abortus dapat meningkatakan Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia. Di Negara berkembang di tetapkan untuk hal-hal  yang mengancam perilaku yang mengarah ke abortus provokatus kecuali ada alas an medis yang dapat membahayakan nyawa si ibu atau dalam upaya penyelamatan nyawa seorang ibu.

4.1 Saran
      4.2.1 Bagi Petugas
·         Seorang petugas harus mengetahui tanda-tanda abortus secara dini dengan pemeriksaan secara teliti dan tepat.
·         Meningkatkan konseling kepada masyarakat tentang gizi dan nutrisi yang penting bagi ibu hamil.
·         Mengadakan penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan (ANC).
                  4.2.2 Bagi Klien
·         Klien memiliki kesadaran untuk memeriksakan kehamilannya sesuai jadwal yang di tentukan dan sebagai tenaga kesehatan kita patut menginformasikan hal tersebut kepada klien.
·         Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung gizi dan vitamin agar zat gizi yang di perlukan janin terpenuhi dan janin dapat tumbuh secara optimal.
·         Mengurani aktivitas yang berlebihan yang dapat membahayakan janin dalam kandungan.
·         Tetap memperhatikan pola istirahat, kondisi kesehatan tubuh.




DAFTAR PUSTAKA

1. Cunningham, Gary. 2006. “Obstetri Williams”.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran   EGC
2. Prawirohardjo, Sarwono. 2008. ” Ilmu Kebidanan”. Jakarta : P.T. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
3. Bagus, Gde Manuaba, SpOg, Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri  Ginekologi  Dan KB, Jakarta, 2001: EGC
4. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta, 2001 : Yayasan Bina Pustaka








Tidak ada komentar:

Posting Komentar